Sabtu, 03 Juni 2017

Tak Selamanya Bisa Reka Ulang

Bismillahirrohmannirrohim..

Tantangan hari ketiga tentang komunikasi produktif kali ini benar-benar tantangan. Di cerita sebelumnya, ibu pernah mengatakan kalau kakak itu anak nya suka keukeuh kalo mau apa-apa harus dilakukan saat itu juga. Seperti kejadian malam tadi. Sekitar jam setengah 9 malam kakak sudah minta utk masuk kamar dan baca do'a. Sudah jadi kebiasaan kakak semenjak bayi kalau sebelum tidur malam harus dibacakan beberapa surat pendek, ayat kursi, 3 ayat terakhir Albaqarah dan beberapa doa-doa yg diakhiri dgn do'a mau tidur lalu dilanjutkan dgn menyetel murottal di boneka hafidz nya sambil juga dipeluk atau diusap2 oleh ibu. Kegiatan sebelum tidur ini dilakukan sekitar 30 menit sampai kakak benar-benar tidur. Dan sekitar jam 9 malam, ibu keluar kamar karena mengira kakak sudah tidur dan ibu jg melihat ayah baru saja selesai memasukkan motor ke rumah dan mengunci pintu rumah. Mendengar suara pintu depan terkunci lalu melihat motor sudah masuk rumah, tiba2 kakak menangis dan berteriak "masukin motornya sama kakak!!", ternyata kakak belum tidur. Ya memang biasanya ayah suka memasukkan motor dr halaman dpn rumah ke dalam rumah dibawah jam 8 sambil kakak naik diatas motor dan jika motor sdh terlanjur dimasukkan tanpa kakak, maka akan dilakukan "reka ulang", ya ayah suka mengalah, mengeluarkan lagi motor nya dan memasukkannya lagi bersama dengan kakak. Hal ini bukan saja terjadi pada kasus motor, tapi juga hal lain. Tapi dari beberapa obrolan ibu dan ayah, menuruti keinginan kakak utk melakukan atau mengulang hal2 yang sebenarnya sudah terjadi dan tidak perlu dilakukan lagi bukanlah hal yang tepat. Kakak perlu memahami ada hal2 yg sudah terjadi yg tidak bisa diulang dan harus diterima dengan lapang dada walaupun itu adalah hal yg sepele.

Kembali pada kejadian tadi malam. Ibu dan ayah sepakat utk tidak mengalah (mengeluarkan motor lagi lalu memasukkannya lagi bersama dgn kakak). Aap yg terjadi? Kakak menangis kencang sekali sambil berteriak meminta utk mengulang memasukkan motor. Ibu sempat akan emosi, tapi ibu coba tarik nafas dalam, diam sebentar didalam kamar, berusaha utk tidak bicara dgn nada tinggi. Ayah yg menggendong kakak jg sempat sedikit emosi mendengar tangisan dan teriakan kakak. Akhirnya ibu coba gendong kakak, memberinya air putih utk minum agar kakak merasa sedikit tenang. Setelah beberapa saat ibu mulai membuka obrolan dengan kakak.
Ibu : "kakak mau ibu peluk"
Kakak : (mengangguk)
Ibu peluk kakak sampai kakak merasa sedikit tenang walopun masih terisak.
Ibu : "kakak sedih ya motornya udah dimasukkin?"
Kakak : "iya.. Kakak mau masukin motor" (masih sambil terisak)
Ibu : "tadi, ayah kira kakak sudah tidur jadi motornya ayah yg masukin."
Kakak : "kan mau keluarin lagi, masukin motornya sama kakak" (makin terisak)
Ibu : "kak, motornya kan sekarang sudah masuk, kakak bisa ngeluarin motor besok pagi & masukin nya lagi malem sebelum kakak tidur"
Kakak : "kakak mau sekarang" (nangis lagi)
Ibu : "kalo dikeluarin lagi trus dimasukin lagi kan kasian ayah kak, nanti ayah cape. Kakak kan sayang ayah"
Kakak : (diam sambil masih agak terisak)
Ibu : "oke gini deh kak, ibu sama ayah janji utk nanti lagi kalau mau masukin atau ngeluarin motor, ibu sm ayah mau ajak kakak dulu"
Kakak : masih diam lalu minta dipeluk

Ya, ibu rasa kakak bisa menerima kesepakatan ini sampai kakak tidur dipeluk ibu sambil dengerin cerita dari boneka hafidz nya.

Ah kakak, ayo kita sama-sama belajar ya kak.. Ibu sm ayah pun masih harus belajar utk mengelola emosi, tetap dengan intonasi suara yg lembut dan wajah yg ramah. Kita juga akan sama2 belajar utk bisa menerima apa saja yg sudah terjadi dgn lapang dada tanpa memaksa lagi utk mengulang hal2 yg sudah terjadi sesuai dgn keinginan kita. Karena kak, dalam hidup ini kelak kita akan menemukan hal-hal yg tidak akan sesuai dgn keinginan kita dan kita tak mampu utk mengubahnya.

#level1
#day3
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif