Minggu, 19 Februari 2017

Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah



Bismillahirrohmannirrohim…

Alhamdulillah, akhirnya tiba juga NHW #4 ini. Perjalanan yang tak mudah bagi saya menyelesaikan NHW #1 #2 dan #3. Banyak hal yang sebenarnya ingin saya ungkapkan namun, saya memiliki keterbatasan tentang bagaimana merangkai kata-kata. Saya sangat bersyukur mendapatkan materi-materi dalam tahap matrikulasi ini. Semakin saya melihat dan mendalami materi yang telah diberikan, semakin saya memahami alur hidup saya sendiri. Melihat kembali catatan saya pada NHW #1, bahwa saya ingin mendalami ilmu mengenal diri, saya merasa pas sekali dengan materi yang saya dapatkan di matrikulasi ini. Setiap diri kita memiliki misi spesifik hidup yang sangat penting dalam membangun peradaban. Misi spesifik ini akan kita ketahui ketika kita mampu mengenal diri kita dengan sebenar-benarnya, mengetahui potensi yang kita miliki dan juga menyadari peran kita dimuka bumi ini sebagai seorang ibu, seorang istri juga seorang hamba. Dengan hal inilah, semakin menguatkan saya untuk terus mempelajari ilmu dasar untuk mengenal diri, sehingga saya akan dapat mengatur langkah untuk menjalankan misi spesifik dalam hidup saya.

Untuk dapat menjalankan misi spesifik dalam hidup saya, diperlukan adanya indicator untuk mengukur target dan kemampuan saya dalam menjalankannya. Dan indicator-indikator tersebut sudah saya tuangkan dalam NHW #2. Selama kurang lebih 2 minggu saya mencoba untuk secara konsisten memenuhi checklist indicator yang telah saya buat. Beberapa diantaranya telah dan akan terus saya laksanakan dengan kendala yang cukup sedikit, namun beberapa lainnya masih harus saya upayakan dengan sungguh-sungguh dan nampaknya checklist indicator ini akan selalu ada perubahan disesuaikan dengan target-target yang ingin saya capai. Alhamdulillah dengan adanya checklist indicator ini semakin memicu saya untuk senantiasa memantaskan diri sebagai seorang ibu professional.

Mendalami kembali materi dan NHW #3, semakin terbayang bahwa Allah SWT mentakdirkan saya sebagai seorang wanita dari keluarga yang seperti ini, memberi saya pendamping hidup yang seperti ini, mengaruniakan saya anak yang seperti ini dan menempatkan saya dalam lingkungan yang seperti ini, bukan sebuah kebetulan, namun ada makna dalam dari takdir yang saya dapatkan. Memiliki latar belakang keluarga yang kurang harmonis, menjadikan saya belajar bahwa saya harus berupaya untuk memiliki keluarga yang harmonis. Memiliki suami yang begitu pengertian, menguatkan saya untuk terus belajar senantiasa memperbaiki kualitas diri. Memiliki anak yang luar biasa, menyadarkan saya arti penting dari sebuah tanggung jawab. Tinggal di lingkungan yang baik, memahamkan saya betapa pentingnya hubungan social antar manusia. Saya sangat bersyukur dan senang dengan keadaan saya saat ini, dengan ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan saat ini, khususnya ilmu tentang bagaimana menjadi ibu professional, saya berusaha untuk mengamalkannya untuk diri saya sendiri serta untuk mendidik anak saya sendiri dan suatu ketika saya menyampaikan ilmu yang telah saya dapatkan kepada orang lain, ada perasaan senang yang berbeda, ada rasa haru juga ketika saya menyadari bahwa ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat bagi orang lain juga. Saya yang selama setahun terakhir ini turut serta dalam kegiatan pendidikan anak usia dini dalam lingkungan formal, mulai merasakan suatu perasaan berbinar ketika saya mengajar anak saya, ketika saya mengajar anak-anak lain serta ketika saya berbincang dengan beberapa ibu muda lainnya mengenai pendidikan dan pengasuhan anak. Maka saya mulai menyadari tentang peran hidup saya dalam kehidupan ini adalah sebagai seorang guru. Seorang guru yang bukan dalam wilayah formal saja, namun guru yang dengan semangatnya memberikan pendidikan dan pengajaran bagi anaknya, bagi keluarganya dan bagi lingkungannya. Guru yang senantiasa terus belajar memperkaya ilmu, meningkatkan kualitas diri dan mengajar (mengamalkan) ilmu yang di peroleh. Dan saya akan mengkhususkan diri untuk menjadi guru dalam pendidikan anak usia dini, dimana saya merasa hal ini amatlah penting. Anak usia dini yang mana disebut pula masa keemasan merupakan dasar pendidikan untuk bekalnya dimasa yang akan datang. Secara sederhana saya merangkumkan bagaimana peran saya sbb :


  • Misi Hidup : Memberikan pendidikan & pengajaran bagi anak usia dini (khususnya bagi anak saya sendiri, umumnya bagi anak didik saya), serta berbagi ilmu seputar parenting, pendidikan anak usia dini bagi para orang tua yang memiliki anak usia dini
  • Bidang : Pendidikan anak usia dini
  • Peran : Guru

Setelah saya merangkumkan 3 hal diatas, maka perlu kiranya keberhasilan misi ini ditunjang dengan berbagai ilmu lain, yaitu :
1.       Bunda sayang : Melalui keikutsertaan dalam komunitas ibu professional, maka perlu kiranya saya menguasai ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak yang telah dirangkum dalam bentuk materi pembelajaran secara bertahap dalam komunitas ini
2.       Ilmu psikologi anak, ilmu parenting dari berbagai sumber lain
3.       Ilmu pengelolaan kelas serta manajemen pendidikan anak usia dini
4.       Bunda cekatan : melalui tahapan pembelajaran dalam komunitas ibu professional ini pula, saya harus bisa menguasai ilmu seputar pengelolaan diri dan manajemen rumah tangga
5.       Bunda produktif dan bunda shaleha : Dalam pengembangan diri, saya pun harus mampu menggali ilmu seputar minat dan bakat saya yang lain agar, kualitas dan kemampuan diri saya semakin berkembang dan bisa lebih bermanfaat bagi lingkungan saya

Untuk menunjang keberhasilan misi hidup saya, maka diperlukan pula milestone untuk memandu setiap perjalanan saya. Saya yang saat ini berusia 27 tahun, dan saya memiliki target ketika usia sudah berkepala 3, maka saya harus sudah menguasai ilmu-ilmu yang saya tuliskan diatas hingga saya mampu melaksanakannya dengan mantap, benar dan sungguh-sungguh.

Semoga apa yang saya tulis tidak sekedar tulisan, namun semoga Allah SWT memampukan saya untuk bisa merealisasikannya dalam hidup saya.