Sabtu, 16 September 2017

Bermain dengan puzzle kubus

Bismillahirrohmannirrohim...

Gaya belajar visual membutuhkan kegiatan-kegiatan yang mampu memuaskan visual nya. Beragam warna, beragam bentuk dan bernagai variasi bentuk dari sebuah benda akan meningkatkan rasa suka nya dengan belajar. Seperti saat kakak bermain puzzle kubus.

Puzzle kubus yang memiliki enam sisi ini memiliki potongan gambar berbeda do setiap sisi nya yang akan menjadi gambar yang utuh jika disatukan dengan 8 kubus lainnya. Kakak memiliki mainan ini sudah sejak lama dari usia kurang dari 2 tahun. Namun, karena pada saat itu kakak masih kecil dan belum terlalu tertarik maka puzzle kubus tsb hanya tersimpan di dalam rak kalaupun dimainkan hanya disusun keatas seperti menara. Namun, beberapa hari ini kakak mulai tertarik menyusun gambar pada puzzle tsb. Beberapa kali kakak mengamati sisi demi sisi potongan gambar pada kubus hingga ia mampu mengumpulkan gambar2 sejenis yang dapat disusun menjadi sebuah gambar yang utuh. Alhamdulillah, dari kemampuan pengamatannya ini kakak jd lebih terasah pula kemampuan kognitif nya.

#kuliahbunsayIIP
#Day6
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
Institut ibu profesional
Kuliah bunda sayang

Senin, 11 September 2017

Sepedaku, favoritku

Bismillahirrohmannirrohim...

Kecenderungan kakak memang anak kinestetik. Jadi tak heran aktifitas fisik merupakan aktifitas favorit kakak. Dan kegiatan yang selalu dilakukan hampir setiap hari adalah bersepeda. Bersepeda sekedar keliling2 kampung memiliki manfaat yang cukup banyak. Selain melatih motorik kasar kakak, melatih otot tangan dan kaki, kakak juga bisa belajar bersosialisasi bertemu dengan banyak orang, mengeksplor banyak hal untuk mengembangkan kemampuan visual maupun auditory nya serta mampu menemukan hal-hal baru untuk diketahui nya. Jadi, belajar itu tidak hanya dengan duduk manis bersama meja dan kursi bukan?

#kuliahbunsayIIP
#Day5
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
Institut ibu profesional
Kuliah bunda sayang

Minggu, 10 September 2017

Brain Games

Bismillahirrohmannirrohim...

Memiliki gaya belajar visual bukan berarti sudah tidak perlu lagi mengasah kemampuan visualnya. Maka, mengajak kakak bermain brain games seperti ini selain mengasah kemampuan berfikir nya jg mengasah kemampuan visualnya. Alhamdulillah semenjak mainan ini ada sekitar setahun lalu, baru kali ini kakak antusias untuk memainkannya secara benar. Tetap semangat ya nak 😊

#kuliahbunsayIIP
#Day4
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
Institut ibu profesional
Kuliah bunda sayang

Sabtu, 09 September 2017

Bermain diluar dengan truk kesayangan

Bismillahirrohmannirrohim...

Anak kinestetik biasanya tidak betah berlama-lama ada di satu tempat dengan melakukan kegiatan yang menuntutnya untuk duduk manis. Maka, kegiatan bebas di luar ruangan merupakan kegiatan favorit bagi anak dengan kecemderungan gaya belajar kinestetik. Begitupun dengan kakak, main di luar bersama truk kesayangan adalah kegiatan favorit nya. Kakak bisa bebas bergerak kesana kemari, mengeksplor banyak hal, memuaskan rasa ingin tahu nya. Seperti ketika kakak berjalan-jalan ke pekarangan dibelakang rumah kami bersama truk nya. Ia mengumpulkan bernagai jenis daun, ranting pohon dan batu-batuan.

Setelah ia mengumpulkan semua itu, ia menghampiri saya dan bercerita, "tadi kakak liat daun banyaaak banget.. Ada yang kecil ada yang besar.. Ini ada yg warna hijau sama warna coklat.. Kenapa warna nya beda bu?"
Dari hal sederhana ini, dari pertanyaan kakak inilah, ibu bisa membantu kakak menggali berbagai pengetahuan tentang daun, batu dan ranting, membandingkan bentuk warna serta ukuran, mengelompokkan berdasarkan jenis dan menjadikan hasil mengumpulkannya ini sebagai sebuah prakarya.

Aah... Hal sederhana ini membuat kami, ibu dan kakak banyak belajar. Dengan gaya belajar kinestetik dan visual, kakak mampu memahami nya dengan baik.


#kuliahbunsayIIP
#Day3
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
Institut ibu profesional
Kuliah bunda sayang

Jumat, 08 September 2017

Aktifitasku dihari jumat

Bismillahirrohmannirrohim..

Kemampuan belajar anak tidak lepas dari peran kita sebagai orang tua dalam menstimulasi kemampuannya. Walaupun dari beberapa pengamatan kecenderungan gaya belajar kakak adalah visual kinestetik, bukan berarti kita tidak menstimulasi kemampuan auditory nya. Maka, memberikan berbagai kegiatan yang mampu menstimulasi berbagai kemampuan anak adalah suatu keharusan.

Dari hasil pengamatan lalu, kecenderungan kakak adalah dengan gaya belajar kinestetik yaitu dengan gerak. Tentunya hal ini menjadikan kemampuan motorik kasar nya berkembang dengan sangat baik. Namun demikian, kemampuan motorik halus dan auditory nya pun harus terus diasah. Maka dari itu, pagi ini ibu mengajak kakak bermain 3 kegiatan, yaitu :

1. Menghitung jumlah gambar dan mencocokkan dengan angka.
Karena gaya belajar kakak adalah kinestetik, pastinya cara ia menghitung tidaklah biasa, dia melakukannya tidak sambil duduk manis tetapi sambil salto, loncat kesana kemari, dll. Ya ibu harus menghadapinya dengan sikap yang tenang.


2. Tracing gambar.
Mumpung kakak sedang bersemangat akhirnya kakak sendiri yang memilih untuk beain menghubungkan titik-titik (tracing). Kegiatan ini ditujukan untuk melatih motorik halus nya, mempersiapkan nya untuk dapat menulis dgn baik dan benar..

3. Mencari Huruf.
Dalam kegiatan ini kakak diminta mendengarkan instruksi dengan seksama, melihat serta memilih huruf-huruf yang sesuai dengan instruksi. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih indera pendengaran dan penglihatan.

Semoga ibu bisa terus secara konsisten menemani kakak menemukan gaya belajar yang kakak paling sukai..

#kuliahbunsayIIP
#Day2
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak
Institut ibu profesional

Kamis, 07 September 2017

Berkunjung ke Balai Budidaya Perikanan Air Tawar

Bismillahirrohmannirrohim...

Materi di tantangan keempat ini adalah tentang Gaya Belajar Anak dengan pengelompokkan gaya belajar visual, auditory dan kinestetis. Sebelum saya menerima materi ini, saya pernah membaca beberapa tulisan mengenai gaya belajar anak. Dari beberapa pengamatan terhadap kakak Rafif (46 bln), kecenderungan gaya belajar nya adalah kinestetis dan visual. Kakak adalah anak yang selalu aktif bergerak, namun selalu tertarik dengan sesuatu yg dilihat nya menarik. Oleh karena nya, untuk memfasilitasi kemampuan belajar kakak agar terpenuhi segala rasa keingintahuannya, kegiatan-kegiatan outdoor dan membaca buku adalah pilihan utama bagi kami.

Seperti hal nya kegiatan beberapa hari lalu. Atas permintaan kakak Rafif yang memang menyukai segala hal tentang ikan, kami pergi mengunjungi Balai Budidaya Perikanan Air Tawar di kota kami. Tempat nya cukup luas. Walaupun kawasan yang dapat dikunjungi terbatas, namun kami masih bisa menikmati beberapa lokasi yang terletak diluar ruangan.




Ditempat ini, kakak bisa bebas berlari-lari menyalurkan energi nya sebagai anak kinestetis yang dikenal suka bergerak. Di tempat ini pula kakak bisa dimanjakan kebutuhan visual nya dengan mengamati berbagai jenis ikan dengan bermacam-macam jenis, warna dan ukuran. Kakak bisa belajar mengenai banyak hal, tak hanya soal ikan tapi tentang berbagai tumbuhan karena ditempat ini pula banyak ditanami pohon-pohon yang rindang. Selain berbagai aspek kohnitif yang didapat, kakak juga belajar mengbangkan aspek sosial nya, bertemu dengan banyak orang mampu meningkatkan kemampuan sosialisasi nya.

Semoga ibu dan ayah selalu bisa memfasilitasi kakak dalam belajar sesuai dengan gaya belajar yang kakak miliki.

#kuliahbunsayIIP
#Day1
#Tantangan10hari
#Gayabelajaranak

Sabtu, 19 Agustus 2017

Memasak Sayur Asem Bersama

Bismillahirrohmannirrohim...

Kebiasaan hidup yang sehat tidak lepas dari asupan makanan sehat agar tubuh senantiasa sehat. Salah satu makanan sehat adalah makanan yg mengandung serat, protein, vitamin, dll. Nah, salah satu olahan makanan yang menurut ibu lengkap kandungan gizi nya adalah sayur asem. Sayur asem terdiri dari banyak sayuran, ada labu siam, terong, kacang merah, kacang panjang, kacang tanah,  melinjo, dll. Proyek kali ini, ibu dan kakak membuat sayur asem bersama.

Pagi hari kakak mengantar ibu belanja sayuran di warung sayur dengan sepeda nya. Disana kakak bantu memilih sayuran yang akan dibeli. Sesampainya di rumah, kami mulai memasak sayur asem yang sudah kami rencanakan. Tentu saja ibu dan kakak berbagi tugas. Kakak bertugas memotong kacang panjang, mengupas kacang merah, mencuci sayuran dan memasukkan sayuran kedalam panci sementara ibu membuat bumbu dan memotong sayuran yang agak keras. Selesai memberi bumbu, kami menunggu hingga sayut matang sambil sesekali mencicipi rasa. Sambil menunghu sayur matang tak lupa ibu buatkan tempe goreng sebagai pendamping makanan nanti. Setelah semua matang, ibu dan kakak segera menyajikan makanan dan makan bersama. Alhamdulillah dengan melibatkan kakak dalam proses memasak ini, kakak makan lebih lahap dari biasanya. Dia senang dan bangga dengan hasil memasaknya. Dengan melibatkan anak dalam berproses maka anak akan bisa belajar menghargai proses itu sendiri.


#Day3
#gamelevel3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#kuliahbunsayiip

Bunda Sayang
Ibu Profesional
IIP

Jumat, 18 Agustus 2017

Sari kurma dan madu

Bismillahirrohmannirrohim...

Menindaklanjuti proyek yang sudah kami rencanakan yaitu "Menciptakan lingkungan sehat dan menerapkan kebiasaan hidup sehat", kami memulainya dengan membersihkan segala penjuru rumah sebelum kakak kembali ke rumah karena rumah ditinggal agak lama jadi banyak debu dan kotoran. Untuk kegiatan ini hanya ibu yang melakukannya karena ayah masih di jakarta dan kakak masih dalam proses penyembuhan. Ibu sebisa mungkin membersihkan seisi rumah sebelum kakak tiba di rumah. Alhamdulillah kakak tiba di rumah dengan kondisi rumah yang bersih. Semoga kebersihan dan kenyamanan rumah ini akan selalu terjaga agar kami yang tinggal di dalamnya senantiasa sehat.

Langkah kedua agar proyek ini berjalan dengan baik adalah kembali merutinkan mengkonsumsi madu dan sari kurma. Setelah lama tidak mengkonsumsi madu dan sari kurma karena kakak memang kurang suka, akhirnya kami kembali merutinkan kedua suplemen ini. Pada awalnya kakak memang agak enggam untuk meminumnya. Namun, setelah ia melihat ibu dan ayahnya pun Meminumnya, akhirnya kakak mau untuk ikut meminumnya. Semoga hal-hal ini jadi awal yang baik bagi kami untuk terus berikhtiar agar tubuh semakin sehat..

#Day2
#gamelevel3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#kuliahbunsayiip

Bunda Sayang
Ibu Profesional
IIP

Rabu, 16 Agustus 2017

"Menciptakan lingkungan sehat dan menerapkan kebiasaan hidup sehat"


Bismillahirrohmannirrohim...

Minggu lalu adalah minggu yang cukup sibuk, menegangkan juga melelahkan. Bagaimana tidak, kakak Rafif anak yang selalu aktif dan ceria tiba2 lemas hanya bisa berbaring di tempat tidur dengan nafas yang terengah-engah. Ya, waktu itu sesak nafas kakak kambuh. Kami larikan kakak ke IGD sebuah RS dan alhamdulillah mendapat penanganan yg cepat namun dokter IGD menyatakan bahwa kakak harus dirawat di ruang PICU sementara di RS tsb ruang PICU sedang penuh jadi harus dirujuk ke RS lain. Dengan hanya ibu sendiri utk mengambil semua keputusan dan mengurus semua karena ayah sedang diluar kota, rasanya di hari itu ingin terus menangis. Tapi ibu coba untuk menguatkan diri mengurus semuanya berjam-jam dari pagi mula, hingga kakak dipindahkan ke RS lain. Alhamdulillah setelah tiba di RS yg menjadi tempat rujukan, kakak kembali ditangani oleh dokter dan kondisi saat itu hingga beberapa jam observasi, kakak berangsur membaik. Dan bersyukur sekali kakak dapat dirawat di ruang perawatan biasa tanpa harus di ruang PICU.

Beberapa hari di ruang perawatan akhirnya kakak diperbolehkan pulang untuk perawatan di rumah. Kami tidak langsung pulang ke rumah karena ayah masih di luar kota jadi kami tinggal sementara waktu di rumah nenek hingga kondisi kakak semakin membaik dan ayah pulang kembali.

Alhamdulillah kini kami sudah kembali beraktifitas seperti biasa. Kakak sudah sehat kembali, ibu pun sudah bisa kembali aktif untuk menyelesaikan satu per satu segala pekerjaan yang tertunda.

Salah satu PR ibu yang tertunda adalah game #level3 kelas bunsay. Materi baru bs ibu baca beberapa hari lalu dan wow ternyata tugasnya adalah membuat sebuah proyek. Bingung, ya benar ibu bingung, dengan masih menyesuaikan jadwal harian yang amburadul beberapa hari lalu dan segala keterbatasan waktu akhirnya ibu, kakak dan ayah mulai merencanakan sebuah proyek.

Berbekal pengalaman riwayat kesehatan kakak beberapa hari lalu, maka proyek kami kali ini adalah "Menciptakan lingkungan sehat dan menerapkan kebiasaan hidup sehat". Bukan karena selama ini lingkungan kami tidak sehat, namun dengan kondisi kakak yang seperti kemarin ada beberapa langkah khusus bagi kakak juga ibu dan ayah untuk senantiasa menjaga kesehatan, berikhtiar untuk selalu sehat.

Inilah awal perencanaan proyek kami. Diharapkan dengan adanya proyek ini, kami akan selalu konsisten untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat dan Semoga Allah meridhoi dan memudahkan segala ikhtiar kami.

#Day1
#gamelevel3
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#kuliahbunsayiip

Bunda Sayang
Ibu Profesional
IIP

Jumat, 04 Agustus 2017

Aliran Rasa Game #Level2

Alhamdulillahirobbil'alamin...

Setelah tantangan melatih kemandirian 10 hari berlalu, bukan berarti berhenti untuk melatihnya terus. Tantangan belum usai. Kini tantangan yang dihadapi lagi-lagi adalah soal keistiqomahan atau konsistensi. Karena menjadikan anak mandiri tidaklah instan. Perlu pembiasaan yang berkesinambungan dan contoh teladan yang konsisten. Dengan adanya game level 2 ini merupakan pijakan awal untuk membiasakan anak melakukan kegiatan mandiri. Semoga ibu selalu istiqomah dan sabar dalam membersamai kakak menjadi anak yang mandiri, bertanggungjawab dan percaya diri.

#aliranrasa
#level2
#aliranrasagamelevel2
#melatihkemandirian
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip

Sabtu, 22 Juli 2017

Kakak ingin jadi koki

Bismillahirrohmannirrohim...

Jika kakak ditanya apa cita-cita kakak? Dari usia 3 tahun kurang hingga sekarang jawabannya tetap konsisten yaitu menjadi koki. Entah kenapa profesi koki jadi pilihannya, tapi memang setiap kegiatan ibu memasak kakak selalu antusias untuk sekedar memperhatikan atau membantu. Ibu memang membolehkan kakak membantu beberapa kegiatan seperti memotong sayur dengan pisau sampai menggoreng-goreng menggunakan katel dan kompor beneran. Khawatir? Takut? Pastinya ya... Tapi ibu yakin, dengan memberi kakak kesempatan untuk mencoba kakak akan jadi anak pemberani dan mandiri setidaknya ketika kakak besar nanti kakak bisa memasak untuk dirinya sendiri.

#day10
#level2
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bunsayiip
#melatih kemandirian
#ceritabundarafif

Tidurnya kakak

Bismillahirrohmannirrohim...

Kakak itu anak yang aktif kalo orang bilang anak yang ga bisa diem. Tapi kalo sudah malam sekitar jam 8-9 kakak akan dengan sendirinya naik ke kasur untuk tidur. Ya, sedari bayi ibu memang membiasakan kakak untuk tidur tidak lebih dari jam 9 dengan cara setiap jam 9 semua lampu dimatikan dan ibu mulai membacakan beberapa surat pendek dan do'a-do'a. Alhamdulillah kebiasaan dari bayi ini terbawa hingga sekarang. Jadi walaupun kakak belum faham membaca jam, ketika jam 8-9 kakak pasti dengan sendirinya masuk ke kamar dan naik kasur untuk tidur tanpa disuruh-suruh. Tak lupa kakak selalu meminta ibu membacakan beberapa surat pendek dan do'a-do'a. Inilah salah satu kemandirian kakak yang ibu banggakan juga...

#day9
#level2
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bunsayiip
#ceritabundarafif

Aku dan guntingku

Bismillahirrohmannirrohim...

Sejak usia 2 tahun ibu sudah mengenalkan kakak cara menggunakan gunting. Awalnya masih kaku. Ibu coba mengenalkan kakak menggunakan gunting dengan berbagai permainan salah satu nya adalah ketika ibu menyiapkan kakak kegiatan bermain memanen apel dimana ibu siapkan pohon apel dari kertas karton beserta apelnya dan kakak ibu ajak menggunting apel yang akan dipanen. Tahapan awal kakak dilatih untuk menggunting dengan satu kali "cekrek" dan dengan bertahap kakak bisa menggunting dengan lancar. Kenapa menggunting ini menjadi salah satu kegiatan yang ibu ajarkan untuk kakak? Ini berkaitan dengan kemandirian juga. Hal ini terasa manfaatnya saat sekarang. Sebagai contoh, ketika kakak ingin membuka bungkus makanan ringannya kakak tak lagi meminta dibukakan bungkusnya oleh ibu tapi kakak mencari gunting lalu membukanya sendiri. Jika kakak tidak menemukan gunting, dia hanya bertanya dimana letak gunting. Alhamdulillah kemandirian untuk hal-hal kecil.ini membuat ibu bangga pada kakak...

#day8
#level2
#melatihkemandirian
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bunsayiip
#ceritabundarafif

Mencuci Tangan dan Kaki Sendiri

Bismillahirrohmannirrohim...

Kakak adalah anak yang aktif. Kakak sangat suka main diluar dan kadang lebih suka nyeker atau tidak pakai alas kaki ketika bermain yang pastinya setelah selesai bermain, pulang kerumah dalam keadaan kotor. Tangan, baju dan kaki sangat kotor. Kakak akan pulang ke rumah ketika waktu bermain yang sudah disepakati selesai. Dan ketika pulang pastinya merasa lapar dan lelah kadang langsung mengantuk dan ingin buru-buru masuk kamar untuk tidur. Tentunya dengan kondisi badan kakak yang kotor, ibu tidak mengizinkan kakak untuk langsung tidur. Maka, ibu selalu membiasakan kakak untuk mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu setelah main diluar. Awalnya kakak sering ogah-ogahan kalau diajak mencuci tangan dan kaki. Tapi alhamdulillah proses yang tak sebentar membuahkan hasil. Selama beberapa bulan sampai saat ini kakak sudah mandiri berinisiatif sendiri untuk mencuci tangan dan kaki nya sendiri setelah pulang dari bermain di luar.

Seperti inilah membiasakan kemandirian, tak cukup hanya sehari atau dua hari tapi harus selalu konsisten agar kakak pun mampu menjadi anak yang mandiri.

#day7
#level2
#melatihkemandirian
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#bunsayiip
#ceritabundarafif

Merapikan Mainan Sendiri

Bismillahirrohmannirrohim...

Dalam beberapa hari ini, latihan kemandirian kakak dalam hal membersihkan bekas BAK dan BAB nya sendiri masih berlangsung. Kadang kakak masih enggan untuk membersihkannya sendiri, kadang jika kakak mau tapi masih juga harus dibersihkan ulang oleh ibu. Ya, kita masih berproses ya kak. Dan keberhasilan proses ini tidak instan, tidak cukup hanya 1 atau 2 hari hingga bisa sukses. Yang jelas adalah perlu konsistensi ibu dalam membimbing kakak.

Selama dalam proses latihan kemandirian yang ini, proses latihan kemandirian yang lain pun harus berjalan. Kemandirian ini bukan hanya mengenai hal-hal besar tapi juga dengan hal-hal yang kecil. Seperti dalam hal merapikan mainan dan buku setelah bermain. Kadang, kakak masih enggan untuk merapikan kembali mainan-mainan yang berserakan setelah selesai bermain. Disinilah perlu nya ibu untuk bisa bersabar, menahan diri untuk tidak mengomel, menahan diri untuk tidak langsung membereskan mainan-mainan tersebut dan berusaha untuk selalu menerapkan komunikasi produktif pada kakak. Dalam hal ini, ibu berusaha menjelaskan pada kakak bahwa semua milik kakak harus disayang, harus dijaga, ibu juga berudaha menjelaskan mengenai sebab akibat jika kakak tidak merapikan mainan nya. Sebagai contoh, "kalo kakak ga merapikan mainannya, mainannya bisa berserakan, kalo tiba2 terinjak bisa rusak" atau "kalo kakak belum merapikan mainan, rumah jd keliatan berantakan ga enak diliat, kalo rapi akan lebih nyaman untuk ditinggali" dan beberapa kalimat lain yang mudah dimengerti oleh kakak.

Sekali lagi, melatih kemandirian kakak bukan hanya berbicara mengenai kakak tapi juga tentang ibu yang harus terus belajar istiqomah atau konsisten, belajar sabar dan tetap belajar berkomunikasi secara produktif. Semoga Allah memudahkan ikhtiar ini. Aamiin..

#day6
#level2
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip
#bunsayiip
#tantangan10hari
#ceritabundarafif

Kamis, 20 Juli 2017

Kakak bisa cebok sendiri

Bismillahirrohmannirrohim...

Memulai menanamkan kemandirian pada anak membutuhkan sikap yang konsisten dari ibu sebagai orang tuanya. Dimulai dari beberapa hari lalu dengan mencoba untuk konsisten memotivasi kakak agar dapat makan sendiri secara baik dan disiplin menjadi tantangan awal ibu, karena kakak masih suka bergerak kesana kemari ditengah makan. Hal ini tidak akan instan berubah tapi insya Allah ibu yakin kakak pasti bisa. Begitupun dengan poin kedua melatih kemandirian kakak, yaitu membersihkan bekas BAK dan BAB sendiri. Untuk BAK alhamdulillah kakak sudah bisa membersihkannya sendiri, cebok lalu menyiram bekas air kencing nya. Namun, untuk BAB, kakak masih belum mau cebok sendiri, alasannya "kakak kan belum bisa bu.."  jadi untuk BAB ini masih ibu yang cebokin. Tapi pernah satu kali ibu coba mengarahkan tangan kakak untuk berusaha cebok sendiri, alhamdulillah hasilnya tidak buruk. Tangan kakak sudah bisa menjangkau area yang harus dibersihkan. Sekarang yang menjadi tantangan ibu adalah bagaimana meyakinkan kakak bahwa kakak sudah bisa cebok sendiri setelah BAB. Semoga Allah memudahkan proses ini. Aamiin..

#Day5
#level2
#tantangan10hari
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip
#kuliahbunsay
#ceritabundarafif

Minggu, 16 Juli 2017

Kakak belajar membersihkan diri

Bismillahirrohmannirrohim..

Salah satu poin mengenai melatih kemandirian kakak yang lain adalah melatih untuk bisa membersihkan diri setelah BAK maupun BAB. Alhamdulillah kakak sudah lulus toilet training di usia 22 bulan. Setiap kali kakak mau BAK ataupun BAB selalu bilang dan alhamdulillah tak pernah mengompol. Namun untuk urusan membersihkan bekas BAK maupun BAB selalu dibantu oleh ibu. Pernah ibu coba biarkan kakak membersihkan bekas BAK nya namun ada saja yang kurang bersih yang menjadikan ibu belum bisa mempercayai kakak, ditambah dengan ayah yang sangat apik dalam kebersihan, khawatir ada sisa najis yang terinjak atau apalah, jadi untuk menghindari hal-hal itu ibu selalu membantu kakak membersihkan bekas BAK dan BAB nya. Namun, sepertinya hal ini harus diubah secara perlahan dan terarah. Mengingat kakak sudah mulai besar, dan suatu saat jika kakak sekolah, maka kakak harus bisa menguris diri nya sendiri dan tidak merepotkan orang lain. Maka, mulai dari sekarang, ibu mencoba memantapkan hati, meyakinkan diri bahwa kakak pasti bisa membersihkan bekas BAK maupun BAB nya dengan bersih. Perlahan ibu akan terus membimbing kakak melakukan semua nya sendiri. Walau suka geregetan pengen ikut bantu, tp ibu harus bisa menjaga agat kakak bisa jadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Bismillah ya Kak, pasti bisa!!!


#melatihkemandirian
#bunsayiip
#kuliahbunsayiip
#level2
#tantangan10hari
#ceritabundarafif
#day4

Semoga selalu istiqomah

Bismillahirrohmannirrohim..
Makanan kakak yang habis sendiri

Hari ini sudah hari ke-empat ibu membiasakan kakak makan sendiri. Ibu masih sering geregetan sih kalo liat kakak makan, yang tiba-tiba bergerak sana sini ditengah waktu makan atau sambil ngobrol sana sini. Waktu kakak banyak gerak itu, rasanya ingin sekali mengambil piring nya lalu menyuapinya sampai habis. Tapi ya kalo ibu nya kalah sama "gereget" nya ibu, kakak akan lebih susah untuk bisa makan dengan tertib nanti nya. Sekarang ini, ketika ibu melihat kakak bergerak kesana kemari ditengah makan, ibu akan coba untuk tetap tenang sambil mengingatkan kakak agar tetap tertib ketika makan. Alhamdulillah walau harus mengingatkan beberapa kali kakak mampu menyelesaikan makannya dengan bain dan semakin baik dari hari ke hari. Semoga keistiqomahan ibu dan kakak tetap terjaga hingga kemandirian itu muncul dari kesadaran diri sendiri.

#melatihkemandirian
#bunsayiip
#kuliahbunsayiip
#level2
#tantangan10hari
#ceritabundarafif
#day3

Sabtu, 15 Juli 2017

Nasi Timbel Kakak

Bismillahirrohmannirrohin..

Beberapa hari lalu kakak ikut bersama ibu ke sekolah untuk rapat persiapan tahun ajaran baru. Alhamdulillah kakak kooperatif sekali, asyik bermain tanpa mengganggu rapat dan kegiatan beres-beres ibu bersama guru lain. Sampai seorang ibu penjual timbel beserta lauk pauk mampir ke sekolah kami. Waktu itu kami memang sedang beristirahat. Tiba-tiba kakak minta dibelikan ayam goreng dengan nasi nya dan dia pun bilang "kakak mau makan sendiri". Sempat ragu juga, ini kan bukan di rumah tp di tempat umum, apa kakak bisa makan sendiri tanpa sendok sambil duduk tanpa kemana-mana atau sambil bermain? Tapi karena kakak keukeuh, ibu coba meyakinkan diri bahwa kakak pasti bisa, kalau ibu tidak memberinya kesempatan dan kepercayaan kapan kakak akan bisa. Dan akhirnya ibu belikan kakak satu timbel berikut dengan ayam goreng kesukaannya. Setelah kakak mencuci tangannya sendiri, ia duduk di salah satu sudut kelas untuk memulai makan dan tak lupa membaca doa sebelum makan. Ibu tinggalkan kakak dengan makanannya, dengan terlebih dahulu mengatakan "kakak anak hebat bisa makan sendiri yaa". Ibu coba terus meyakinkan diri kakak bisa bertahan untuk menyelesaikan makanannya. Ketika waktu sudah beberapa menit berjalan ibu melihat kakak sudah berjalan-jalan siap bermain lagi. Langsung ibu mengecek tempat kakak dukuk. Dan ternyata nasi timbel masih sisa setengah lagi dan ayam goreng nya pun tidak habis. Agak kecewa melihat kakak malah asyik main lagi tanpa menyelesaikan makannya setidaknya membereskan bekas makanannya. Tapi ya dipikir lagi, nasi timbel yg disediakan bukan porsi kakak tapi porsi orang dewasa, jadi sebenarnya alhamdulillah bersyukur sekali kakak bisa menyelesaikan makannya walaupun masih ada PR nya yaitu membereskan tempat makan setelah makan.

Dari cerita ini, ada pengalaman baru lagi untuk ibu bahwa ibu harus memulai memberi kepercayaan bagi kakak agar tumbuh rasa keberanian dan kemandirian.

#ceritabundarafif
#level2
#latihankemandirian
#bunsayiip
#kuliahbunsayiip
#tantangan10hari

Kamis, 13 Juli 2017

Anakku anak yang mandiri

Bismillahirrohmannirrohim...

Alhamdulillah kelas bunda sayang sudah memasuki bulan kedua dengan materi baru juga tantangan yang baru. Materi dan tantangan di bulan kedua ini adalah tentang kemandirian. Tema yang sangat cocok sekali dengan kondisi ibu dan kakak saat ini yang ingin mengkonsistenkan diri melatih kemandirian kakak.

Untuk hal kemandirian ini, ada beberapa poin kemandirian yang ingin ibu latih untuk kakak, diantaranya adalah :
1. Mandiri untuk makan sendiri
2. Membersihkan BAB & BAK sendiri (cebok sendiri)
3. Mandi sendiri
4. Memakai baju sendiri
5. Dan beberapa kegiatan keseharian yang harus diselesaikan sendiri

Dari poin-poin diatas, sebenarnya kakak sudah bisa melakukan semuanya sendiri. Lalu apa tantangannya? Sebenarnya, tantangannya ada pada diri ibu sendiri. Hal yang ibu sadari saat ini adalah ibu terlalu sering melakukan intervensi terhadap berbagai kegiatan kemandirian kakak yang sebenarnya bisa kakak lakukan sendiri.

Sebagai contoh, untuk utusan makan. Kakak sudah bisa makan sendiri, mengambil makanan dengan sendok lalu menyuapkannya ke mulut sudah lancar bisa kakak lakukan. Namun, seperti beberapa tulisan ibu yang lalu bahwa kakak adalah anak dengan tipe kinestetik yang badannya akan sangat nyaman jika ia bisa bergerak bebas kesana kemari. Jadi, ketika waktu makan tiba di beberapa menit awal kakak akan bisa duduk manis menikmati makanannya, namun beberapa menit kemudian ketika makanan belum habis dimakan, kakak sudah bergerak kesana kemari dan seringkali makanannya akan terlantar, dan ibu yang geregetan melihatnya karena terlalu lama membiarkan makanannya, akan langsung mengambil piringnya lalu menyuapi kakak makan sambil melihatnya bergerak kesana kemari sampai makanannya habis. Salah satu yang ibu syukuri adalah kakak bukan anak yang susah makan sangat jatang sekali GTM, makannya "bagus" tapi ya dengan bantuan suapan ibu.

Dan saat ini ibu menyadari kesalahan ibu yang terlalu mengintervensi kegiatan kemandirian kakak. Apalagi saat ini ibu sedang hamil adik nya kakak, semakin terbayang jika kakak masih seperti ini nanti jika adiknya lahir, mungkin ibu akan kerepotan atau mungkin kebutuhan kakak akan sedikit terbengkalai karena ia belum mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Maka, dengan adanya tantangan level #2 ini semakin menguatkan tekad ibu untuk berusaha melatih kemandirian kakak. Bukan karena ibu tidak mau kerepotan oleh kakak, karena semua ibu pasti akan melakukan apapun demi anaknya. Hal ini demi kakak sendiri, agar kakak jadi anak mandiri, berani dan percaya diri untuk bekalnya dimasa depan.

Jadi, mulai dari hari ini ibu akan berusaha untuk meminimalisasi intervensi dalam berbagai kegiatan kemandirian kakak. Semoga Allah memudahkan ikhtiar ini karena tiada pertolongan yang paling utama melainkan dari Nya.

#level2
#bunsayiip
#melatihkemandirian
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#day1
#ceritabundarafif

Jumat, 07 Juli 2017

Aliran Rasa Materi Komunikasi Produktif

Bismillahirrohmannirrohim..

Tantangan 10 hari mengenai komunikasi produktif telah dilalui. Walaupun harus ada yang dirapel atau telat kirim karena kondisi saat itu yang memang berhalangan, tapi alhamdulillah ibu bisa menyelesaikannya. Tantangan dalam komunikasi produktif ini bkn hanya untuk menyelesaikan tantangan secara tertulis selama 10 hari namun tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana konsistensi kita dalam komunikasi produktif kita sehari-hari. Alhamdulillah, ibu sangat bersyukur dgn adanya materi dan tantangan tentang komunikasi produktif ini, karena dgn ini ibu bisa terus belajar dan berusaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi secara konsisten. Semoga Allah memudahkan upaya ibu untuk menjadi ibu yang terbaik bagi kakak dan adik-adiknya kelak.
Terima kasih juga kepada korlan perdana kami yang keren, fasil kelas bunda sayang, juga seluruh tim IIP yang sudah membuat materi yang sangat bagus. Semoga Allah membalas seluruh kebaikan semua dengan balasan yang terbaik.

#aliranrasa


Senin, 12 Juni 2017

Temannya Kakak

Bismillahirrohmannirrohim..


Akhirnya bisa sampai di hari ke-10, walaupun terlambat, walaupun perjalanan masih panjang, setidaknya game level 1 ini bisa ibu selesaikan.

Baiklah kali ini ibu akan bercerita tentang kakak dan temannya. Setiap harinya, ibu mengajar di sebuah PAUD dekat rumah. Kakak, walaupun belum sekolah selalu ikut ibu ke sekolah. Bukan untuk sekolah tapi untuk ikut main. Alhamdulillah kakak anak yang mudah bergaul. Kakak bisa mudah nimbrung main bersama teman-teman lainnya di sekolah yang rata2 usianya diatas kakak. Tapi, kakak punya 1 teman yang paling dekat, anak ini seusia dengan kakak. Sama seperti kakak, anak inipun belum sekolah hanya sering ikut menemani kakak nya yang sekolah. Saking dekat nya, kakak selalu membicatakan anak ini, selalu rindu ingin bermain, selalu senang jika bertemu. Namun, persahabatan ini ga selalu berjalan mulus. Sama seperti persahabatan orang dewasa, kadang lengket kadang ada saja pertengkaran kecil. Begitupun kakak dan temannya ini. Hampir setiap hari ada saja gesekan-gesekan kecil diantara mereka ya walaupun anak-anak ini lebih cepat baikan dibanding orang dewasa. Awalnya hal ini ibu anggap wajar. Tapi lama-kelamaan ibu perhatikan anak ini lebih agresif menggunakan tangannya untuk memukul, sementara kakak bukan anak yang suka memukul. Jadilah kakak selalu jadi korban pukul si anak ini. Kakak adalah anak yg perasa, dia jarang sekali bahkan hampir tidak pernah memukul, daripada membalas memukul kakak malah menangis, disuruh membalas pun kakak ga mau. Ibu agak bingung bagaimana harus menyikapi masalah ini. Kadang suka gemes ya, anak sendiri jadi korban, trus kalau kakak nangis kesan nya kakak ini anak cengeng. Kadang suka agak kesel juga ke kakak, pengen bilang "udah donk kak jangan nangis gitu, malu-maluin aja". Tapi ya ga adil juga buat kakak, karena ibu paling tau gimana kakak. Haduuuh, pengen juga rasanya kasih pengumuman di spanduk "anak saya ga cengeng yaa.. Dia memang ga mau nyakitin orang hanya saja dia ga tau cara bales yang tepat". Tapi ya ga mungkin juga kan.. Hahaha...
Lalu, kalau kita menegur anak itu juga efeknya tidak akan terlalu besar jika dibandingkan dgn pengasuhan dari orang tua nya sendiri, bagaimana dia dididik di rumah.
Nah, satu-satunya cara yang bisa ibu lakukan adalah dengan bicara dari hari ke hati dengan kakak, bicara tentang baik buruk suatu perilaku yang terjadi pada dirinya oleh dirinya sendiri maupun orang lain sehingga kakak diajak berfikir apakah suatu perbuatan itu buruk atau baik lalu bagaimana menemukan solusinya. Sekali lagi, ini masih dalam proses, semoga ibu selalu istiqomah, berbicara dgn sadar dan waras untuk menggunakan intonasi suara ketika bicara dengan kakak. Semoga Allah memudahkan jalan ini.

#level1
#day10
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Minggu, 11 Juni 2017

Sebuah Proses yg Masih Berlanjut

Bismillahirrohmannirrohim..

Rencana ibu ketika mendapat tantangan 10 hari bercerita ini adalah ibu bisa menyelesaikannya tepat waktu. Tapi apalah daya sekarang sudah hari ke 11 dan ibu baru mengerjakan #day9.  Sedih rasanya, beberapa hari terakhir ibu sakit dan memang banyak hal yg harus diselesaikan dalam waktu yg bersamaan. Ya sudahlah, yg terpenting sekarang ibu mau berusaha menuntaskannya dulu.

Baiklah, kali ini ibu akan bercerita suatu kejadian ketika berbuka shaum. Seperti biasa, kakak yg walaupun blm shaum selalu antusias untuk ikut buka shaum bersama. Biasanya ibu buat es jelly susu, campuran jelly, nata de coco, buah-buahan dan susu cair untuk buka shaum. Dan itu adalah menu favorit kakak Rafif. Kakak selalu ingin makan es jelly nya sendiri. Sesendok-sesendok kakak menyendokkan nata de coco ke dalam mulutnya, namun terkadang ketika kakak makan, air dari es jelly tersebut menetes-netes ke lantai. Beberapa kali ibu katakan bahwa kakak harus lebih hati-hati, namun kakak masih saja dengan gaya cueknya tidak mau mendengarkan ibu. Sampai pd akhir nya gelas yg dipegang tersenggol dan es jelly di dalamnya tumpah. Melihat hal itu tentu rasanya ingin langsung teriak. Tapi alhamdulillah, mungkin masih dalam waktu berbuka, waktu dimana segala doa diijabah, sehingga Allah bisa menahan ibu untuk tidak berteriak. Ibu langsung mengambil lap ke dapur tapi sambil diam. Ya, ibu rasa diam masih jalan terbaik untuk meredam emosi dari pada ngamuk2 ngomel2.
Tapi, ketika ibu cb mengepel lantai yg basah dan lengket karena tumpahan air s jelly, kakak malah main2 diatas tumpahan air.. Huwaaaa... Rasanya macem2 deh. Tapi ya td itu, ibu hrs konsisten untuk tetap tenang menyikapi nya. Setelah semua selesai, kakak pun ganti baju, baru ibu & ayah cb ngobrol baik2 sama kakak. Walaupun respon kakak hanya diam ngangguk2, ibu yakin kakak bisa mengerti dan bisa lebih baik lagi kedepannya.

Alhamdulillah sekarang jado lebih terasa. Adanya tantangan ini jadi rem buat ibu kalo ibu mau emosi, bicara dengan nada tinggi atau marah-marah ga jelas. Ibu jg masih belajar untuk tetap tenang. Semoga Allah memudahkan proses ini.

#level1
#day9
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Jumat, 09 Juni 2017

Asisten Ibu

Bismillahirrohmannirrohim..

Kemarin ibu coba utk membuat cookies. Bukan utk lebaran tapi emang ibu lagi coba2 aja. Seperti biasa kalau ibu mau buat kue seperti ini kakak pasti ingin ikut ambil bagian dengan bilang "kakak mau bantu bu". Alhamdulillah ibu seneng dengan keterlibatan kakak pd kegiatan ini. Kakak bisa sambil belajar banyak dr kegiatan ini. Tapi, ada satu hal yg suka kakak lakukan yg sebenarnya sudah ibu bilang baik-baik kalau hal itu lebih baik tidak dilakukan. Hal itu adalah mencoel adonan yg belum makan dan memakannya. Kerasa sih dulu sm ibu sendiri, kalo coel-coel adonan itu emang asyik. Namanya jg anak-anak. Tapi ya kalo keterusan jg kan ga baik, lha kan msh blm mateng msh jd adonan. Kadang kakak udah dibilangin baik-baik masih aja coel-coel. Jd pengen pake cara pintas kan jadi nya (bilangin pake nada tinggi). Haduuuh tapi kan lagi latihan biar ga marah-marah. Akhirnya adonan harus segera dieksekusi sambil masih terus ibu bilangin baik-baik ke kakak kalo adonan ini ga bisa dimakan karena masih mentah. Ya, walopun masih coel-coel colongan setidaknya agak berkurang coel-coelnya. Semoga ibu bisa lebih sabar lagi ya Kak...

#level1
#day8
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Kamis, 08 Juni 2017

Si Penanya Jail

Bismillahirrohmannirrohim..

Sudah beberapa hari ini ibu sakit. Agak kurang konsentrasi jadinya. Banyak PR di bulan ramadhan ini yg agak terhambat. Tapi PR ini harus diselesailan segera walau jadi rapel2 terus, salah satunya adalah rapel tugas tantangan 10 hari ini.

Apa yg mau ibu ceritakan kali ini? Masih seputar anak sholeh kesayangan, kakak Rafif. Dalam beberapa tulisan lalu, ibu pernah ceritakan kalau kakak itu jail. Nah, salah satu jail nya kakak itu adalah suka nanya hal-hal yg sebenarnya dia sudah tau jawabannya. Untuk apa dia bertanya lagi? Ada 2 alasan kenapa kakak suka menanyakan hal-hal yang dia sudah tau. Pertama, biasanya kakak bertanya untuk memastikan. Kedua, nah ini yang kadang suka bikin ibu agak kesel. Kakak bertanya cuma iseng, buat ngetes ibu aja dan buat jail-jailan. Sudah bisa ketauan kalo kakak nanya lagi jail ekspresi wajah nya sambil senyum-senyum gemes. Trus kalo nanya ga cukup sekali walau sudah dijawab. Misal, "Bu, kok baju nya dicuci?" nanya sambil senyam senyum manja, padahal kakak sudah faham kalau baju dicuci karena kotor. Ibu tanya balik deh sambil santai, "kenapa coba dicuci?" dan kakak jawab, "aah ga taaauuuu, kan ibu yang jawab". Ya sudah ibu jawab baik2, "bajunya dicuci karena kotor, jd harus dicuci biar bersih bisa dipake lagi." kakak langsung pergi sambil ketawa ketiwi dan datang lagi bertanya hal yang sama sambil senyam senyum lagi. Dan hal ini bisa terjadi sepanjang ibu cuci baju. Kebayang kan dengan kondisi cucian yang banyak berapa kali ibu mesti jawab pertanyaan yang sama. Pengen rasanya bilang, "udah donk kak nanya nya, kan udah ibu jawab berkali-kali" dan seketika tanduk ibu muncul dari atas kepala 😈 seperti yg pernah terjadi beberapa waktu lalu. Tapi ya serem juga kalo kayak gitu😁. Kali ini ibu coba lebih kalem santai jawab pertanyaan-pertanyaan kakak dan kalo memang ibu rasa cukup, ibu akan diam ga jawab pertanyaan kakak yg akhirnya kakak sendiri yg bosan.

Entahlah alasan apa yg mendasari kakak jail kayak begitu. Tapi mungkin kakak ga mau ibu cuekin waktu ibu mengerjakan kerjaan yg lain. Yaaa semoga ibu bisa tetap berfikir jernih utk menyikapi berbagai tingkah kakak. Semoga intonasi suara ibu bs tetap dikendalikan dan semoga ga keluar tanduk terus.. 😂

#level1
#day7
#kuliahbunsayiip
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Selasa, 06 Juni 2017

Sabar donk Kak!

Bismillahirrohmannirrohim..

Sampai di hari ke-6 walaupun sepertinya telat lagi. Karena satu dan lain hal akhirnya bs mengerjakan sekarang. Kemarin ibu mengajak kakak ke toko alat tulis karena ada beberapa barang yang mau ibu beli. Toko alat tulis ini ada di tempat yg cukup ramai, dekat juga dengan pasar. Kami pergi dari rumah siang hari sekitar jam 11 setelah ibu pulang mengajar. Sudah bisa diperkirakan di jam seperti itu kondisi cuaca panas dan suasana sangat ramai. Di perjalanan, belum sampai ke tujuan kakak sudah merengek-rengek ingin pulang. Kakak bilang mau minum haus. Kakak memang belum shaum, tp ibu selalu bilang kalau kakak mau makan atau minum harus di rumah atau ditempat tersembunyi, kasian orang yg sedang shaum kalo liat kakak. Kakak jg bisa malu kalo diliatin.

Akhirnya rengekan untuk minta minum reda. Tapi rengekan minta pulang terus dikumandangkan. Rasanya pengen gitu bilang "sabar donk kak" tapi dengan intonasi suara yang tinggi. Alhamdulillah ibu masih bisa mikir waras, masa iya ibu bilang ke kakak untuk sabar dengan intonasi suara yang ga sabar, kan ga sinkron. Akhirnya ibu coba negosiasi sm kakak. Ibu bilang ke kakak, "kalo kakak mau ikut ibu ke toko buku tanpa merengek, kita akan cepat sampai, cepat juga pulang lagi ke rumah. Ibu janji ga lama2 kalo udah dapet apa yg ibu mau kita langsung pulang naik angkot". Alhamdulillah kakak setuju. Dan ibu sesuai dengan janji, ga pake lama. Dan ternyata apa yg ibu cari ga ada di toko buku itu. Sebenarnya bisa aja ibu pergi ke toko lain buat cari apa yg ibu mau. Tapi ibu ingat, ibu bikin kesepakatan cuma utk ke toko buku yg itu. Kalo tiba2 ibu pergi ke toko lain pasti ga bisa diterima kakak. Akhirnya setelah dr toko tersebut ibu dan kakak pulang. Yaa walaupun dengan tangan kosong (ga dapat barang yg dimau) setidaknya ibu bisa belajar untuk tetap waras dan belajar sabar menghadapi kakak.

#level1
#day6
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#ceritabundarafif

Senin, 05 Juni 2017

Sepeda kesayangan

Bismillahirrohmannirrohim...

Tantangan 10 hari memasuki hari kelima dan ibu masih berusaha utk mengamalkan salah satu poin dalam komunikasi produktif yaitu, intonasi suara yg lembut dan wajah yg ramah. Bagaimana cerita ibu kali ini?

Kakak Rafif, yang menurut pengamatan ibu adalah anak dengan tipe kinestetik sudah tentu tidak bisa betah berlama-lama menyelesaikan suatu kegiatan yang minim gerak seperti halnya anak2 yg bisa duduk manis mengerjakan worksheet. Jadi, kakak mudah sekali bosan dgn aktifitas duduk manis dan bisa dengan segera melakukan aktifitas fisik. Salah satu aktifitas fisik yg jadi kegemaran kakak adalah bersepeda. Terkadang main sepeda ini suka lupa waktu. Kakak bisa tanpa bosan main sepeda kebut-kebutan dari pagi hingga siang hari. Nah, dalam kondisi sedang asyik inilah ibu seringkali kesulitan utk mengajak kakak melakukan aktifitas lain, misal diajak makan, diajak mandi atau diajak tidur siang. Beberapa kali ibu harus meninggikan suara utk memanggil kakak yg sedang asyik main sepeda di luar. Haduuuh rasanya malu juga, tp kadang kakak suka pura-pura ga denger, makin emosilah ibu kalau begitu. Sempat bingung utk ngasih batasan waktu kakak main sepeda ini karena kakak memang belum bisa baca jam (PR lagi kan buat ibu 😢). Nah salah satu yg jadi alat ibu utk membatasi waktu kakak main sepeda adalah dengan suara adzan. Sebelum kakak main sepeda, ibu dan kakak membuat kesepakatan kalau kakak dengar adzan dari masjid berarti main sepeda nya harus selesai dan harus segera shalat. Di lain waktu ibu dan kakak buat kesepakatan berapa putaran kakak boleh main sepeda karena kakak kalau main sepeda hanya muter-muter dr rumah trus ke rumah mbah trus ke rumah uwa nya balik lagi ke rumah. Biasanya kalo cuaca lagi kurang bagus sementara kakak keukeuh pengen main sepeda, ibu kasih kesempatan 2 kali putaran. Alhamdulillah dgn cara ini sudah bosa mengurangi teriakan-teriakan ibu, kakak jg bisa belajar menepati janji.

#level1
#day5
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Minggu, 04 Juni 2017

Anak dan Handphone

Bismillahirrohmannirrohim..
(Source from google)

Tantangan 10 hari di hari yg ke-4 ini tentang kakak yang suka pinjam handphone ibu. Di HP ibu memang ga ada aplikasi games atau aplikasi buat anak2 jd kakak memang pinjam hp bukan utk main games. Lha terus utk apa? Kakak pinjam hp ibu cuma utk liat video dia sendiri atau video keluarga. Ibu memang seneng bikin dokumentasi video di hp utk kegiatan kakak di rumah atau kegiatan keluarga. Sekali dua kali masih oke asal kakak memang sdh selesai dgn kegiatannya. Tapi akhir-akhir ini frekuensi minta pinjam hp malah semakin sering dan semakin lama padahal yg dilihat cuma muter-muter video aja dan yang bikin geregetan semakin susah juga utk berentinya. Beberapa kali kejadian ini membuat ibu emosi. Lagi-lagi intonasi suara jadi tinggi dan kakak juga sering marah-marah ga karuan. Inginnya ibu, ibu dan ayah punya jam khusus utk gadget biar jd contoh jg buat kakak kpn boleh liat hp kapan tidak boleh dan berapa lama waktunya. Jadi ketika di waktu no gadget, ibu pernah bilang "ini bukan waktunya pegang hp. Ibu juga ga pegang hp". Nah, Untuk ibu hal ini bisa dikondisikan. Tapi tidak utk ayah. Terkadang ketika ayah sudah di rumah masih saja hp nya dipandangi setelah bunyi tang ting tung. Iya bukan utk main games tapi karena selalu ada informasi mengenai pekerjaannya. Lalu kakak bilang, "itu ayah pegang hp" sambil terus merengek-rengek 😕
Bagaimana rasanya? Pengen deh bilangin pake suara keras, "itu kan beda, ayah itu lg ada kerjaan" tapi ya ga efektif jg. Kakak ga mau tau lah itu kerjaan apa bukan yg jelas mau nya dia pegang hp 😢

Sampai akhirnya ibu cb ngobrol baik2 efek2 negatif liat hp lama2. Kakak mau coba utk ngerti dan mau dikurangi utk waktu gadget nya yg hanya sekitar 5 menit per hari. Dan walaupun kadang habis pinjam punya ibu kakak masih jg pinjam punya ayah.

Proses ini ga mudah. Ibu msh terus berusaha utk tetap konsisten bicara baik-baik sama kakak supaya kakak ngerti tanpa harus emosi.

Semoga Allah memudahkannya..

#level1
#day4
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#ceritabundarafif

Sabtu, 03 Juni 2017

Tak Selamanya Bisa Reka Ulang

Bismillahirrohmannirrohim..

Tantangan hari ketiga tentang komunikasi produktif kali ini benar-benar tantangan. Di cerita sebelumnya, ibu pernah mengatakan kalau kakak itu anak nya suka keukeuh kalo mau apa-apa harus dilakukan saat itu juga. Seperti kejadian malam tadi. Sekitar jam setengah 9 malam kakak sudah minta utk masuk kamar dan baca do'a. Sudah jadi kebiasaan kakak semenjak bayi kalau sebelum tidur malam harus dibacakan beberapa surat pendek, ayat kursi, 3 ayat terakhir Albaqarah dan beberapa doa-doa yg diakhiri dgn do'a mau tidur lalu dilanjutkan dgn menyetel murottal di boneka hafidz nya sambil juga dipeluk atau diusap2 oleh ibu. Kegiatan sebelum tidur ini dilakukan sekitar 30 menit sampai kakak benar-benar tidur. Dan sekitar jam 9 malam, ibu keluar kamar karena mengira kakak sudah tidur dan ibu jg melihat ayah baru saja selesai memasukkan motor ke rumah dan mengunci pintu rumah. Mendengar suara pintu depan terkunci lalu melihat motor sudah masuk rumah, tiba2 kakak menangis dan berteriak "masukin motornya sama kakak!!", ternyata kakak belum tidur. Ya memang biasanya ayah suka memasukkan motor dr halaman dpn rumah ke dalam rumah dibawah jam 8 sambil kakak naik diatas motor dan jika motor sdh terlanjur dimasukkan tanpa kakak, maka akan dilakukan "reka ulang", ya ayah suka mengalah, mengeluarkan lagi motor nya dan memasukkannya lagi bersama dengan kakak. Hal ini bukan saja terjadi pada kasus motor, tapi juga hal lain. Tapi dari beberapa obrolan ibu dan ayah, menuruti keinginan kakak utk melakukan atau mengulang hal2 yang sebenarnya sudah terjadi dan tidak perlu dilakukan lagi bukanlah hal yang tepat. Kakak perlu memahami ada hal2 yg sudah terjadi yg tidak bisa diulang dan harus diterima dengan lapang dada walaupun itu adalah hal yg sepele.

Kembali pada kejadian tadi malam. Ibu dan ayah sepakat utk tidak mengalah (mengeluarkan motor lagi lalu memasukkannya lagi bersama dgn kakak). Aap yg terjadi? Kakak menangis kencang sekali sambil berteriak meminta utk mengulang memasukkan motor. Ibu sempat akan emosi, tapi ibu coba tarik nafas dalam, diam sebentar didalam kamar, berusaha utk tidak bicara dgn nada tinggi. Ayah yg menggendong kakak jg sempat sedikit emosi mendengar tangisan dan teriakan kakak. Akhirnya ibu coba gendong kakak, memberinya air putih utk minum agar kakak merasa sedikit tenang. Setelah beberapa saat ibu mulai membuka obrolan dengan kakak.
Ibu : "kakak mau ibu peluk"
Kakak : (mengangguk)
Ibu peluk kakak sampai kakak merasa sedikit tenang walopun masih terisak.
Ibu : "kakak sedih ya motornya udah dimasukkin?"
Kakak : "iya.. Kakak mau masukin motor" (masih sambil terisak)
Ibu : "tadi, ayah kira kakak sudah tidur jadi motornya ayah yg masukin."
Kakak : "kan mau keluarin lagi, masukin motornya sama kakak" (makin terisak)
Ibu : "kak, motornya kan sekarang sudah masuk, kakak bisa ngeluarin motor besok pagi & masukin nya lagi malem sebelum kakak tidur"
Kakak : "kakak mau sekarang" (nangis lagi)
Ibu : "kalo dikeluarin lagi trus dimasukin lagi kan kasian ayah kak, nanti ayah cape. Kakak kan sayang ayah"
Kakak : (diam sambil masih agak terisak)
Ibu : "oke gini deh kak, ibu sama ayah janji utk nanti lagi kalau mau masukin atau ngeluarin motor, ibu sm ayah mau ajak kakak dulu"
Kakak : masih diam lalu minta dipeluk

Ya, ibu rasa kakak bisa menerima kesepakatan ini sampai kakak tidur dipeluk ibu sambil dengerin cerita dari boneka hafidz nya.

Ah kakak, ayo kita sama-sama belajar ya kak.. Ibu sm ayah pun masih harus belajar utk mengelola emosi, tetap dengan intonasi suara yg lembut dan wajah yg ramah. Kita juga akan sama2 belajar utk bisa menerima apa saja yg sudah terjadi dgn lapang dada tanpa memaksa lagi utk mengulang hal2 yg sudah terjadi sesuai dgn keinginan kita. Karena kak, dalam hidup ini kelak kita akan menemukan hal-hal yg tidak akan sesuai dgn keinginan kita dan kita tak mampu utk mengubahnya.

#level1
#day3
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Jumat, 02 Juni 2017

Diam ku untuk senyumku

Bismillahirrohmannirrohim...

Tantangan hari kedua ini sepertinya saya akan bercerita panjang jd saya memutuskan untuk menuliskannya di blog.

Tantangan tentang komunikasi produktif ini sepertinya PR besar bagi saya. Dengan latar belakang pendidikan rumah dari seorang ibu yang keras cukup mempengaruhi gaya saya dalam mendidik dan mengasuh kakak Rafif, anak pertama saya. Meskipun berbagai materi, artikel, buku atau apapun yg memberikan pemahaman tentang ilmu parenting, gaya komunikasi anak,dll, telah sy baca dan coba saya terapkan, tetap saja berbagai sikap yg tidak semestinya dilakukan kadang mengalir begitu saja. Tentu, jangan katakan hal ini sebagai masalah tapi katakanlah ini adalah tantangan yg harus saya taklukan.

Seperti hal nya hari ini dan mungkin beberapa hari lalu karena kejadian berulang. Kakak Rafif saat ini sedang dalam masa super aktif dan kritis. Banyak gerak seperti batre yang tak ada habisnya. Sering bertanya sampai Hal-hal yg sangat detil dan sering keukeuh terhadap pendapatnya sendiri kalo memang hal itu ga sesuai dgn yg dia tahu, dan suka punya ide jail yg kadang membuat tertawa kadang membuat kesal. Kondisi kakak yg aktif, kritis, suka keukeuh dan jail sangat disyukuri oleh saya dan suami. Karena kami menganggap bahwa jika anak aktif tanda nya sehat, jika anak kritis maka kemampuan otak nya berkembang, jika dia keukeuh maka dia memiliki bekal utk menjadi pribadi yg teguh pendiriannya tak mudah goyah dan jika dia jail maka dia memiliki selera humor yg bagus yg mampu merangsang daya pikirnya. Namun, bagaimana jika semua hal itu terjadi berbarengan kemudian menimbulkan hal2 yg tidak diinginkan dan di saat yg sama saya dalam keadaan lelah. Tentunya jalan pintas lah yg saya ambil utk meredam itu semua. Meninggikan intonasi suara, memasang wajah garang nan bertanduk sambil mengeluarkan berbagai kalimat tidak produktif. Berhasilkah? Ya untuk saat itu namun tidak mampu menyelesaikan akar masalah. Hal itu akan kembali terulang. Dan hari ini kakak kembali berulah, ingin rasanya mengomel ga karuan tapi logika ternyata masih bisa berfikir. Saya menarik nafas dalam-dalam sambil memproduksi berbagai kalimat positif disertai intonasi suara dan wajah yg ramah, namun pada saat dimana kalimat positif sulit utk muncul maka diam adalah senjata saya utk menghadapinya. Saya diamkan kakak, saya mencoba untuk menghindarinya, mengambil waktu sendiri utk beberapa saat sampai saya benar-benar bisa mengendalikan diri saya dan bisa memproduksi kalimat positif. Dan alhamdulillah, dengan cara "mendiamkan" ini cukup efektif utk kondisi hari ini. Saya bisa mengambil jeda utk tetap berfikir jernih dan ternyata kakak pun merasakan hal yg sama, setelah dia menyadari bahwa dia "didiamkan" oleh saya, dia sendiri yg mulai menyadari serta mengakui kesalahannya dan mengajak "berdamai" ala bocah yg pastinya membuat saya tersenyum menyambutnya Sehingga intonasi suara yg lembut serta wajah yg ramah mampu saya tampilkan dihadapannya dengan mengalir tanpa perlu dibuat-buat ataupun dipaksakan.

Ya, hal ini tak mudah memang. Hari ini bisa terlewati namun tantangan dihari berikutnya telah menanti dengan berbagai kejutan-kejutan lainnya. Dan senjata utama untuk menghadapinya hanyalah rangkaian do'a, semoga Allah memudahkan dan memampukan saya utk menghadapi tantangan-tantangan pengasuhan & pendidikan anak-anak saya sekarang ataupun nanti. Aamiin..

#level1
#day2
#tantangan10hari
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif
#ceritabundarafif

Rabu, 29 Maret 2017

NHW #9 Bunda sebagai Agen Perubahan



Alhamdulillah akhirnya sampai juga pada NHW #9, pecan terakhir dalam kelas matrikulasi IIP. Tak terasa, 9 pekan sudah saya menerima berbagai ilmu yang sangat bermanfaat untuk kehidupan saya. Sayangnya, pada pecan terakhir ini, saya mengerjakannya dengan tidak tepat waktu, karena anak yang sakit dalam beberapa hari sehingga saya tidak bisa berkonsentrasi untuk mengerjakannya. Namun, Alhamdulillah saya masih mampu mengejar ketertinggalan saya kali ini.
Dalam NHW #9 ini kita dipandu untuk menggunakan rumus :
PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE
Yang dibuat dalam bagan berikut, Semoga Allah memudahkan apa yang saya harapkan.


HOBI, MINAT, KETERTARIKAN

SKILL, HARD, SOFT
ISU SOSIAL
MASYARAKAT
IDE SOSIAL
Hobi : Mengajar
Ketertarikan : Dunia pendidikan anak usia dini, ilmu parenting
Suka belajar, mampu berkomunikasi dengan baik dengan anak-anak, suka bersosialisasi, memiliki rasa empati, optimis
Kondisi masyarakat (terutama orang tua) dengan tingkat pendidikan yang kurang belum memahami betul mengenai ilmu parenting sehingga mempengaruhi pola asuh anak-anak (terutama usia dini).
Anak-anak (terutama anak usia dini) dan para orang tua
Mengisi forum parenting di sekolah,
Membuat rumah bermain & belajar untuk anak,
Sharing ide kegiatan bermain & belajar anak sendiri di media social.