Menjadi ibu professional kebanggaan keluarga adalah sebuah
impian bagi setiap ibu. Mampu mengurus keluarga dengan baik, mendidik anak-anak
dengan baik, mengelola manajemen keluarga dengan baik serta mampu memegang
peranan dalam masyarakat merupakan indicator keberhasilan seorang ibu
professional. Dalam materi pekan kedua ini pemikiran saya benar-benar terbuka.
Bahwa untuk menjadi seorang ibu professional harus menjalani beberapa tahapan
secara berkesinambungan, tak bisa dipisahkan ataupun tak bisa dilompati antara
satu tahapan dengan tahapan berikutnya karena jika ada yang terlewati maka akan
terjadi ketimpangan satu sama lain.
Untuk menjalani tahapan-tahapan tersebut, peranan suami,
anak-anak serta lingkungan pun memiliki arti yang penting. Dukungan dari suami
adalah salah satu yang sangat penting bagi saya, mengingat anak saya baru satu
dan baru berumur 3 tahun dan belum bisa diajak tukar pikiran.
Teringat saat
saya mengatakan bahwa saya ingin bergabung dengan komunitas ibu professional
ini, suami saya memberikan dukungan dan
semangat untuk saya agar bisa mengembangkan diri, menambah wawasan yang
tentunya untuk diaplikasikan dalam keluarga. Dan ketika saya menerima materi
kedua dari matrikulasi ini, saya pun membagi apa yang saya dapatkan kepada
suami saya untuk didiskusikan bersama. Kemudian tibalah saat saya membagi Nice
Home Work #2. Dalam obrolan kami,
“Yah, ibu dapet tugas bikin checklist indicator
profesionalisme perempuan, nih yah” kata saya sambil memberikan NHW #2
“Yah, ibu mesti gimana ya biar ayah bahagia?”
Sambil tersenyum, ia menjawab, “ayah mah udah bahagia kok
sama ibu”
“iiiih ayah mah, seriuuus” kata saya.
“iya ayah serius, da apa lagi atuh?” masih sambil senyum.
Dengernya saya berkaca-kaca hampir nangis terharu. Ga tau
kenapa saya tiba-tiba begitu, rasanya gimanaa gitu, ga bisa dilukiskan dengan
kata-kata. Ya, mungkin saya nya juga yang jadi baper, hehe..
Sambil menenangkan perasaan, saya coba senyum agak ketawa
ketiwi, “ibu juga bahagia sama ayah sekarang. Tapi yah, ayah mau ibu gimana
gitu? Maksudnya ibu harus gimana biar ibu bisa lebih baik lagi, apa yang kurang
gitu”
Sambil senyum-senyum, “iya atuh, ibu teh harus lebih rajin
beberes”
Waw… hahaha… sebenernya ini jawaban yang sudah saya
pikirkan. Malu sendiri akhirnya, hihihi…
Dari awal pernikahan kami, sudah terjalin komitmen dan
kesepakatan tidak tertulis bahwa kami akan saling menerima apapun kelebihan dan
kekurangan yang kami miliki. Dan selama ini suami saya tidak pernah sekalipun complain.
Dalam keseharian saya, saya suka sekali memasak, suka
membuat kue dan suka sekali menemani anak bermain. Satu hal yang memang kurang
dari saya adalah, saya kurang begitu detil dalam hal merapikan rumah sementara
suami saya sebenarnya adalah orang yang begitu detil dalam hal kerapihan.
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menjadi ibu professional
adalah dengan terus memperbaiki diri dan menerima segala masukan yang diberikan
oleh orang-orang terdekat, terutama suami. Dan dikarenakan kalimat yang
dikeluarkan suami hanyalah “rajin beberes” maka saya akan menguraikan kata “rajin
beberes” ini kedalam beberapa hal untuk membuat checklist indicator perempuan professional,
yaitu :
- Sebagai Individu
No.
|
Rajin Beberes untuk :
|
Rincian
|
Target & Upaya
|
1.
|
Beres untuk hubungan diri dengan Allah SWT
|
-
Bersegera dalam hal ibadah wajib
-
Berusaha menjalankan ibadah sunnah
-
Berusaha menuntaskan hafalan AlQuran
|
-
Melaksanakan ibadah wajib tepat waktu setiap
hari
-
Mampu melaksanakan shalat tahajud maupun dhuha
minimal 3 kali seminggu
-
Menuntaskan program one day one ayat
|
2.
|
Beres untuk hubungan antar manusia
|
Menjalin silaturahim dan komunikasi yang baik dengan
keluarga, kerabat, tetangga, dan teman.
|
Melakukan kunjungan seminggu sekali untuk mempererat
silaturahim
|
- Sebagai Istri
No.
|
Rajin Beberes untuk :
|
Rincian
|
Target & Upaya
|
1.
|
Kerapihan rumah
|
Menampilkan kondisi rumah yang rapi, bersih dan tertata
|
Berusaha untuk selalu membersihkan dan merapikan rumah
setiap hari
|
2.
|
Beres untuk urusan dapur
|
Mampu menyajikan hidangan yang sehat, enak dan disukai
|
Mencari berbagai resep pilihan dari internet dan langsung
mempraktekan di rumah
|
3.
|
Beres dalam hal komunikasi
|
Membuka diskusi harian, saling mendengar, saling bicara
mengenai kejadian yang dialami, saling memberi masukan dan saling memahami.
|
Melakukan obrolan ringan setiap hari sebelum tidur minimal
5 menit
|
- Sebagai Ibu
No.
|
Rajin Beberes untuk :
|
Rincian
|
Target & Upaya
|
1.
|
Beres untuk memahami anak
|
-
Menggali ilmu parenting
-
Mempererat bonding antar ibu dan anak
|
-
Bergabung dengan komunitas parenting
-
Membaca berbagai buku parenting
-
Browsing mengenai parenting
-
Selalu menemani anak ketika bermain
-
Menyusun kegiatan bermain harian anak yang
terjadwal setiap hari
|
2.
|
Beres dalam hal tumbuh kembang anak
|
Memastikan bahwa anak sudah tumbuh dan berkembang sesuai
dengan tahapan usianya
|
-
Selalu mengukur tinggi dan berat badan anak
sebulan sekali
-
Memberikan asupan makanan dengan gizi seimbang
setiap hari
-
Melakukan tes pra skrining tumbuh kembang
sesuai dengan tahapan usianya
|
Inilah tugas yang telah saya selesaikan untuk NHW #2 yang
sebenarnya bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban tapi tugas ini adalah untuk
diri saya sendiri, sebagai pengingat, sebagai sarana bagi saya memperbaiki
kualitas diri. Saya sangat menyadari bahwa poin-poin indicator yang saya buat
akan selalu berubah seiring dengan perubahan kondisi keluarga dan kebutuhan
yang akan berbeda setiap waktu. Namun, poin-poin yang saya buat ini akan saya
jadikan acuan untuk bisa direalisasikan dan dikembangkan kedepannya.
Teringat akan sebuah pepatah, “tulis apa yang akan kamu
lakukan, dan lakukan apa yang telah kamu tulis”. Semoga Allah memampukan saya
untuk bisa melakukan apa yang sudah saya tulis ini.
Sukabumi, 3 Februari 2017
Dalam dinginnya Sukabumi